The Rise of Video Game-Based Movie
Perubahan dari film comic book ke video game bukan nya tidak ada alasan. Bila dianalisis dari sisi manajemen perubahan yang dilakukan pemain Hollywood adalah sesuatu yang sangat masuk akal. Hal tersebut dilakukan untuk menangkap selera new market segment.
Pesona Hollywood dalam mengeluarkan film film berkualitas tidak lagi diragukan. Variasi film semakin beragam, mulai dari drama, action, sci-fi dan sebagainya.
Akhir akhir ini film blockbuster Hollywood di dominasi oleh film film adaptasi dari komik. Dua tokoh utama di dalam film adaptasi komik adalah Marvel dan DC Comic.
Marvel baru saja mengeluarkan film Captain America Civil War yang ‘membalas’ serangan DC Comic yang mengeluarkan film Batman v Superman di layar kaca. Tidak hanya itu sudah banyak film pada tahun-tahun sebelumnya yang di angkat dari komik. Setidaknya ada X-Men, Superman, Spider-Man dan Batman yang bahkan membawa piala oscar pemeran pembantu terbaik di film Dark Knight untuk tokoh Joker yang diperankan oleh Heath Ledger.
From Console to Big Screen
Sekarang Hollywood memasuki era baru, yakni adaptasi dari video game. Bukan pada tahun tahun sebelumnya Hollywood tidak memproduksi film yang diadaptasi dari video game. Setidaknya ada beberapa film yang sukses diadaptasi, seperti Resident Evil dan Mortal Combat.
Film-film adaptasi dari video game memiliki record yang tidak begitu baik di layar kaca. Film seperti Final Fantasy (2009), Silent Hill (2006), Lara Croft (2001) dan Super Mario Bros (1993) dapat menjadi contoh nilai merah untuk rapor film adaptasi dari video game.
Namun sekarang telah terjadi pergeseran. Beberapa film dari video game siap di produksi dan dijual di pasar. Setidak nya pada tahun ini film Warcraft, Angry Bird dan Assassin Creed sudah mengantri untuk masuk ke bioskop. Di kedepan nya setidak nya ada beberapa film baru adaptasi video game yang siap di release, seperti Fruit Ninja, Tetris dan Minecraft. Tidak hanya itu, film yang pernah di produksi seperti Resident Evil dan Lara Croft akan kembali di produksi. Film Warcraft pun seperti nya siap untuk dibuat sekuel nya setelah sukses di release tahun ini.
New market to adapt
Perubahan dari film comic book ke video game bukan nya tidak ada alasan. Bila dianalisis dari sisi manajemen perubahan yang dilakukan pemain Hollywood adalah sesuatu yang sangat masuk akal. Hal tersebut dilakukan untuk menangkap selera new market segment.
Pada saat 5 tahun terakhir film yang diadaptasi majoritas diangkat dari comic. Hal ini memang menangkap selera pasar generasi Y yang lahir pada tahun 1980-2000. Gen Y tumbuh besar sangat bereratan dengan buku komik. Hal tersebut dapat dianalisis bahwa pada tahun gen Y dibesarkan, teknologi video game belum begitu maju. Buku komik menjadi media entertainment gen Y.
Ketika Gen Y tumbuh dewasa dan sudah memiliki purchasing power, Hollywood menangkap peluang tersebut dan menawarkan ‘nostalgia’ dengan membangkitkan tokoh komik ke dalam layar kaca. Tidak heran penggemar Batman, Spider-Man dan tokoh tokoh komik lain nya didominasi oleh orang dewasa, bukan anak anak.
Saat ini muncul pasar baru. Yakni generasi Z atau generasi milenia. Berbeda dengan gen Y, gen Z ini tumbuh besar bersama tokoh video game yang dimainkan nya. Muncul nya new market segment ini sangat berpengaruh terhadap preferensi dalam memilih tontonan di layar kaca. New market segment berarti perluang Hollywood untuk mendapatkan profit (karena terciptanya demand baru). Oleh sebab itu, Hollywood menangkap perubahan new market segment dengan mengadaptasi film dari video game.
Oleh Adrian Wijanarko, 26 Mei 2016.